Rabu, 10 Oktober 2007

Ada Egrang, di Sekolah

Masuk bulan ramadhan di sekolah kita ada permainan baru yang jembatan bambu, tiang gantung, dan egrang. Mainan itu semua dari bamboo katanya itu permainan tradisional terbuat dari bahan yang ada di lingkungan kita, bambu. Permainan tersebut sangat bermanfaat bagi siswa-siswi untuk berlating keseimbangan tubuh sehingga dapat mempengaruhi otak kiri dan kanan agar tumbuh cepat.

Egrang itu adalah dua batang galah yang sama dan pada ketinggian tertentu dipasang bamboo untuk injakan kaki. Pada mulanya susah memainkan enggrang setiap naik engrang jatuh karena tidak seimbang, jadi harus bias mengatur tubuh agar bisa seimbang, jauh lebih susah dari jembatan karena harus melangkah dengan bamboo.

Sayang, yang main egrang banyaknya anak SMP sementara anak SD tidak kebagian harus nunggu anak SMP tidak ada, baru kebagian. Apalagi anak putri disamping tidak kebagian juga takut-takut untuk main egrang mah. Hanya teh Nabila yang penasaran main egrang, minta ditunggu ibunya Bu Astira, habis sama anak SMP melulu.

Ah, egrangnya cepat rusak dan jumlahnya sedikit hanya ada 15 buah terdiri dari yang ketinggian injaknya 30 cm, 40 cm dan 50 cm. Sementara anak yang mau main banyak. Kenapa sih, buat mainan yang seperti itu. Kata Pak Dedy, banyak anak yang main ke kebun petani dan kadang merusak, serta banyak anak laki-laki yang main adu muncang. Muncang ditumpuk dua diberi bamboo kemudian dipukul pakai batu, yang muncangnya pecah kalah. Nah ada anak yang memukul muncang tetapi yang kena malah tangannya, tentu saja sangat sakit kelihatan memar atau patah, Bu Guru Heti dan Pak Tetep wali kelas dan guru mengajar waktu itu panik. Setelah diatasi dan pulang ternyata sorenya demam, jadi ibunya panic. Tetapi alhamdulillah, sekarang sudah sembuh mudah-mudahan ke depqn kita dapat mencari permainan yang aman dan bermanfaat.

1 komentar:

Karimah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.